Jumat, 28 April 2017

Satuan acara penyuluhan hiv aids beserta leaflet



SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIV/AIDS

Poltek Anyar.JPG
DOSEN PENGAMPU:
Wittin Khairani, S.Pd, M.PH

DISUSUN OLEH :
Sigit Budiansyah
PO.71.20.0.15.3842
SEMESTER IV

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2016/2017


SATUAN ACARA PENYULUHAN
BAHAYA HIV/AIDS
Data laporan akhir tahun  2015 Jumlah penderita HIV AIDS di Provinsi Jambi selamatahun 2015 naik tajam disbanding tahun-tahun sebelumnya.  Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi sampai31 Maret 2015, ditemukan 80 penderita HIV, dan 45 penderita AIDS. Bahkan, tercatat juga dalam tahun yang sama, 16 penderita  meninggal dunia.  Penderita yang ditemukan meninggal dunia berada di tiga kabupaten dan satu kota. Penderita yang meninggaldunia, paling banyak ditemukan di Kota Jambi, sebanyak 13 orang. Sisanya, berada di Kabupaten Batanghari sebanyak 1 orang, Kabupaten Kerinci sebanyak 1 orang, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak satu orang. Sementara untuk temuan penderita baru HIV, dari keseluruhan 80 orang, sebanyak 50 orang diantaranya ada di Kota Jambi. Sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat 20 orang, Kabupaten Muaro jambi dan Kerinci masing-masing 3 orang, Kabupaten Bungo 2 orang. Dan Kabupaten Batanghari, Tebo, masing-masing 1 orang. Untuk itu SMA Kasih Bunda mengundang mahasiswa jurusan keperawatan Poltekkes Jambi untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai bahaya HIV/AIDS kepada siswa-siswi SMA tersebut

A.    Tujuan
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan bagi para remaja bagaimana pentingnya untuk menjauhi seks bebas dan obat-obat terlarang dan akibat dari seks bebas tersebut yang dapat menyebabkan HIV/AIDS.

B.     Materi
1.      Pengertian HIV/AIDS
2.      Penyebab dan Perjalanan HIV/AIDS
3.      Tanda dan gejala HIV/AIDS
4.      Pencegahan HIV/AIDS

C.     Sasaran                                    : Siswa-siswi SMA Kasih Bunda
D.    Media dan alat                                    : -LCD/laptop 
  -Leaflet
              -Audiovisual.
E.     Pelaksanaan Kegiatan
1.      Topik                                 : HIV/AIDS
2.      Judul                                 : Stop AIDS!!! Peduli AIDS!! “Jauhi penyakitnya, bukan orangnya”
3.      Metode                              : Ceramah
4.      Waktu dan Tempat           : 02 Mei 2017, Aula SMA Kasih Bunda
5.      Pelaksanaan                       :
                        a. Setting tempat


 
.
































 


                                                 #


 
Keterangan :
      : moderator                                         
                                                : fasilitator
 #                             : observasi
                                                : presenter
                                               
                                               : audience

b. Pelaksanaan kegiatan
No.
Tahap
Penyuluhan
Kegiatan
penyuluhan
Kegiatan
Audiens
Waktu
1.
Pendahuluan
1.1. Memberi salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan.
2.2. Menjelaskan tujuan penyuluhan.
3.3.Menjelaskan topik yang akan di sampaikan.
1.Menjawab salam, mendengarkan.
2.Mendengarkan, memperhatikan.
3. Mendengarkan, memperhatikan.
10 menit
2.
Pelaksanaan
1. 1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS.
a)  a.Mengevaluasi pengetahuan siswa tentangpengertian HIV/AIDS.
b)  b.Mengeapreasiasi pengetahuan siswa tentang pengertian HIV/AIDS.
2. 2.Menjelaskan penyebab HIV/AIDS.
3. 3.Menjelaskan gejala-gejala HIV/AIDS.
4.Menjelaskan bagaimana penularan HIV/AIDS.
5.Menjelaskan cara pencegahan HIV/AIDS.
A 6.Moderator membuka sesi pertanyaan.
    7.Presenter menjawab pertanyaan siswa.
B
Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan


Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan.

Memperhatikan

Memberikanpertanyaan.
Memperhatikan.
40 Menit
3.
Penutup
1.1.Mengevaluasi pengetahuan siswa tentang materi yang telah di sampaikan.
2.2.Menampung  jawaban yang di berikan siswa.
3.3. Mendiskusikan bersama jawaban dari siswa.
4.4. Bersama semua siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
5.5.Menutup pertemuan dan memberi salam.

Menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri

Memperhatikan

Memberikan sumbang saran
Memberikan sumbang saran
Memperhatikan dan membalas salam

10 menit






LAMPIRAN MATERI
HIV/AIDS

1.        Definisi
       HIV adalah singkatan human immunodefisiency virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga membuat tubuh rentan terhadap  penyakit. Menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak lahir). AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus
(Smeltzer & Bare, 2001).
       AIDS (acquired immun defisiency syndrome) adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV yang ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplsma sekunder dan menifestasi neurologi. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang di sebabkan oleh infeksi HIV. HIVAIDS merupakan penyakit yang di tularkan melalui, kontak seksual,meski  HIV terdapat sebagian besar dalam cairan tubuh, HIV sebenarnya adalah patogen yang di tularkan melalui darah, agar tidak terjadi  penularan maka harus terjadi pertukaran cairan tubuh terutama darah (Sylvia, 2006).
      

images ANAK HIV 






Gambar : 2.1
2.                  Etiologi


 







Gambar : 2.2
Virus HIV
            Etiologi dari penyakit ini adalah virus HIV. Di dunia dikenal 2 tipe HIV yaitu: HIV-1 yang di temukan pada tahun 1983,dan HIV-2  yang di temukan pada tahun 1986 pada pasien AIDS di Afrika Barat. HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan diameter 1000 angstrom termasuk retrovirus dari family lentrivirus. Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp4, bagian dalam nya terdapat lapisan ke 2 yang terdiri dari protein p17 setelah itu terdapat inti HIV yang di bentuk oleh protein p24, di dalam inti (Sudoyo, 2006).
            Sel yang merupakan target utama HIV adalah sel yang mempunyai reseptor CD4, yaitu limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) dan monosit/ makrofag. Beberapa sel lainnya yang dapat terinfeksi yang ditemukan secara in vivo atau in vitro adalah megakariosit, epidermal langerhans, periferal dendritik, folikular dendritik, mukosa rektal, mukosa saluran cerna, sel serviks, mikroglia, astrosit, sel trofoblast, limfosit CD8, sel retina, dan epital ginjal. Beberapa sel yang pada mulanya dianggap CD4 negatif, ternyata juga dapat terinfeksi HIV namun kemudian diketahui bahwa sel-sel tersebut mempunyai kadar CD4 rendah (Smeltzer& Bare, 2001).
            Sel tersebut antara lain adalah se mieloid progenitor CD34+ dan sel limfosit tripel negatif. Di samping itu memang ada sel yang benar-benar CD4 negatif tetapi dapat terinfeksi HIV. Jalur penularan utama dari penyakit HIV/AIDS adalah hubangan seksual yang tidak sehat di lakukan dengan pasangan yang berganti-ganti, narkoba, pecandu obat-obatan, menggunakan jarum suntik yang bergantian, pembuatan tato yang menggunakan jarum yang tidak diganti (Wiwik, 2008).

3.                  Patofisiologi
            Seseorang yang terinfeksi HIV dapattetaptidakmemperlihatkangejala (asimtomatik) selama 8 tahun atau lebih selama infeksi sebagian besar terbatas pada makrofag. Ketika virus mulai menyerang Sel T helper, kondisi akan memburuk biasanya selama 2-5 tahun, jika tidak di obat. Individu didiagnosis mengidap AIDS bila jumlah Sel T menurun kurang dari 200 sel/µL, atau ketika terjadi infeksi oportunistik, kanker atau demensia AIDS (Corwin, Elizabeth J, 2009).
            Perlu ditekankan bahwa infeksi HIV bukanlah AIDS dan terkadang individu terinfeksi virus dapat bertahan lebih dari 12 tahun tanpa ditemukan tanda-tanda terserang AIDS meski tanpa terapi. Bagaimanapun, infeksi virus berarti bahwa individu yang bersangkutan menular bagi orang lain, tanpa memandang ada tidaknya gejala-gejala AIDS (Corwin, Elizabeth J, 2009).
            HIV tergolong dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunjukan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam dioksiribonukleat (DNA).Virion HIV matang memiliki bentuk hampir bulat. Selubung luarnya atau kapsul viral terdiri dari lemak lapis ganda yang mengandung banyak tonjolan protein. Duri-duri ini terdiri dari dua glikoprotein gp120 dan gp41. Gp mengacu pada glikoprotein dan angka mengacu kepada massa protein dalam ribuan Dalton, Gp120 adalah selubung permukaan eksternal duri dan gp41 adalah bagian transmembran (Smeltzer& Bare, 2001).
            Terdapat suatu protein matriks yang disebut p17 yang mengelilingi segmen bagian dalam mebran virus. Sedangkan inti dikelilingi oleh suatu protein kapsid yang disebut p24. didalam kapsid, p24, terdapat dua untai RNA identik dan molekul preformed reverse transcriptase, integrase dan protease yamg sudah terbentuk. HIV adalah suatu retrovirus sehingga materi genetik berada dalam bentuk RNA bukan DNA. Reverse transcriptase adalah enzim yang menstanskripsikan RNA virus menjadi DNA setelah virus masuk ke sel sasaran. Enzim-enzim lain yang menyertai RNA adalah integrase dan protease (Sudoyo, 2006).
            HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang memiliki molekul reseptor membran CD4. Sejauh ini sel yang disukai oleh HIV adalah limfosit T penolong positif-CD4, atau sel T (limfosit CD4+). Sel-sel lain yang mungkin rentan terhadap infeksi HIV mencangkup monosit dan makrofag. Monosit dan Makrofag yang terinfeksi dapat berfungsi sebagai reservoar untuk HIV tetapi tidak dihancurkan oleh virus. HIV bersifat politrofik dan dapat menginfeksi beragam sel manusia, seperti sel natural killer, limfosit B, sel endotel, sel epitel, sel Langerhans, sel dendritik, sel mikrolia, dan berbagai jaringan tubuh (Prince, 2001).
            Replikasi HIV berlanjut sepanjang periode latensi klinis, bahkan saat hanya terjadi aktivitas virus yang minimal dalam darah. HIV ditemukan dalam jumlah besar di dalam limfosit CD4+ dan makrofag di seluruh sistem limfoid pada semua tahap infeksi. Partikel-partikel virus juga telah dihubungkan dengan sel-sel dendritik folikular, yang mungkin memindahkan infeksi ke sel-sel selama migrasi melalui folikel-folikel limfoid ( Wiwik, 2008).

4.                  Tanda dan Gejala
Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu . Sebagian memperlihatkan gejala yang tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi.





hiv9


hiv8

 






Tanda dan gejala klinis menurut WHO
Stadium Klinis I :
a.                   Asimtomatik (tanpa gejala)
b.                  Limfa denopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening atauli mfe seluruh tubuh)
c.                   Skala Penampilan
Stadium Klinis II :
a.              Berat badan berkurang
b.             Diare berkepanjangan > 1 bulan
c.              Jamur pada mulut
d.             TB Paru
e.              Infeksi bakterial berat
f.              Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
g.             Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)

Menurut Arif Syafiddin (2005), Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah
a.                   Gejala mayor :
1)                  Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1bulan
2)                  Diare kronik lebih dari 1 bulan
3)                  Demam lebih dari 1 bulan
4)                  Penurunan kesadaran dan gangguan neurologi
5)                  Penurunan imunitas yang hebat
6)                  Syndrom kelelehan karena infeksi HIV
b.                              Gejala minor:
1)                 Batuk menetap selama lebih dari 1 bulan
2)                 Dermatitis generalisata  yang gatal
3)                 Herpes zoster yang berulang
4)                 Kandidosis orofaring
5)                 Herpes simpleks kronis progresif
6)                 Limfadenopati generalisata
7)                 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin

5.                  Penularan HIV/AIDS
a.    Melalui darah, misalnya: tranfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
b.    Melalui cairan semen, air mani (sperma). Misalnya: seorang pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainya, oral sex, dsb.
c.    Melalui cairan vagina pada wanita. Misalnya: wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-menminjam alat bantu seks, oral sex, dsb.
d.   Melalui air susu ibu (ASI)Misalnya: bayi meminum ASI dari wanita HIV+, pria meminum susu ASI pasangannya, dsb. Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung virus HIV pada penderita HIV+ antara lain saliva (air liur atau air ludah), feses (kotoran atau tinja), air mata, air keringat serta urine (air seni atau air kencing).

6.                  Pencegahan HIV/AIDS
            Ada beberapa jenis program yang terbukti sukses diterapkan beberapa negara dan amat dianjurkan oleh badan kesehatan dunia WHO, untuk dilaksanakan secara sekaligus, yaitu :
a.                   Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda
b.                  Program penyuluhan sebaya (Peer  group education ) untuk berbagai kelompok sasaran
c.                   Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik
d.                  Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotika, termasuk program pengadaan jarum suntik steril
e.                   Program pendidikan agama
f.                   Program layanan pengobatan Infeksi menular seksual (IMS)
g.                  Program promosi kondom dilokalisasi pelacuran dan panti pijat
h.                  Pelatihan keterampilan hidup
i.                    Program pengadaaan tempat-tempat untuk test HIV dan konseling
j.                    Dukungan untuk anak jalanan dan pengentasan prostitusi anak
k.                  Integrasi program pencegahan dengan program pengobatan, perawatan dan dukungan untuk odha